Chapter 28: Persepsi dan Hasutan : Ketegangan di Antara Cinta dan Persaingan
"Oh.." seru Kamil.
"Asep.." pak kyai Abdullah memanggil Asep.
"Perasaan saya aya nu panggil saya, tapi saha nya. Ieu masih wengi tacan waktuna sahur ulah-ulah jurig.."
"Hah jurig? Hemmmm mang Asep.." kata Kamil.
"Muhun, eh den kasep Kamil. Pak kyai Abdullah."
"Muhun sep."
"Assalamu'alaikum." Asep memberikan salam pada pak kyai Abdullah dan Kamil.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." pak kyai Abdullah dan Kamil menjawab salam dari Asep.
"Punten pak kyai Abdullah tadi.."
"Muhun sep."
"Kunaon mang kawasna ketakutan?" tanya Kamil.
"Tadi saya barusan mendengar aya nu memanggil saya, tapi pas saya cari teu aya ulah-ulah jurig den kasep Kamil." jawab Asep.
"Sembarang eta lain jurig. Tapi eta sora abah nyaho." gerutu Kamil.
"Oh kirain suarana jurig, hampura pak kyai Abdullah. Saya teu bermaksud.." kata Asep yang terpotong perkataannya oleh pak kyai Abdullah.
"Muhun sep teu nanaon. Oh nya ngomong-ngomong anjeun hayang kamana lainna jaga di hareup?" tanya pak kyai Abdullah yang memotong perkataan Asep.
"Saya teh hayang ka pawon pak kyai Abdullah." jawab Asep.
"Tah pareng lamun kitu, mil kaasih beasna ka mang Asep wae." titah pak kyai Abdullah.
"Muhun bah, mang ieu beasna. Kamil di titah abah untuk kaasih ka mang Asep." kata Kamil patuh memberikan beras yang ia bawa pada Asep.
"Muhun den kasep, loh tapi.." tanya Asep bingung.
"Janten kawas ieu sep, saya jeung Kamil hayang pergi ka masjid untuk sholat wengi atau sholat tahajud. di pawon pan juga aya Rivan jeung Fitra, tulung anjeun suruh ka masjid kitu nya. nyarios wae di tunggu pak kyai Abdullah di masjid kitu nya untuk sholat wengi berjamaah. oh nya hiji deui ulah poho kaasih beasna ka Ella."
"Oh muhun pak kyai Abdullah. Lamun kitu saya langsung wae ka pawon nya. Punten pak kyai Abdullah, assalamu`alaikum." kata Asep pamit pergi.
"Muhun sep.." sambung pak kyai Abdullah.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." pak kyai Abdullah dan Kamil menjawab salam dari Asep.
"Hayu mil.." ajak pak kyai Abdullah.
"Kamana bah?" tanya Kamil.
"Urang ka masjid mil." jawab pak kyai Abdullah.
----
"Eta si Kamil teh kamana?" tanya Fitra.
"Iya ya a, kemana si Kamil?" tanya Rivan juga.
"Assalamu'alaikum." Asep memberikan salam.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." bi Ella, Fitra dan Rivan menjawab salam dari Asep.
"Ella.."
"Iye.. Eh copot eh copot, hmm kamu sep bikin jantungan aja, kenapa?" tanya bi Ella.
"Nih beasna Ella, oh iya hampura den kasep Fitra sarta mas Rivan di panggil pak kyai Abdullah."
"Di panggil mang?" tanya Fitra.
"Muhun den Kasep, di titah pak kyai Abdullah. Di tunggu di masjid untuk sholat tahajjud berjamaah den kasep Kamil atos duluan ka masjid kawalan pak kyai Abdullah tadi." jawab Asep.
"Oh nya atos lamun kitu urang ka masjid yuk van." ajak Fitra.
"Nggih mangga a."
"Assalamu'alaikum." Fitra dan Rivan memberikan salam pada Asep dan Ella.
"Wa'alaikumussalam." Asep dan bi Ella menjawab dalam dari Fitra dan Rivan.
Di Masjid Pesantren Darussalam..
"Loh mbak ayo sholat." kata Titah.
"Nggih aku tak ambil wudhu sik ya tah, Ran." sambung Aisyah.
"Nggih mbak.." seru Rania dan Titah serempak.
"Nah itu dia Kamil, sama pak kyai Abdullah."
"Assalamu'alaikum mil, pak kyai Abdullah." Aisyah memberikan salam pada pak kyai Abdullah dan Kamil.
"Wa'alaikumussalam." Kamil menjawab salam dari Aisyah.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." pak kyai Abdullah menjawab salam dari Aisyah.
"Kamu sholat tahajjud juga?" tanya pak kyai Abdullah.
"Inggih pak kyai Abdullah." jawab Aisyah.
"Abah duluan saja ya ke dalamnya ada yang mau Kamil tanyain sama mbak Aisyah." kata Kamil.
"Nya atos, tapi gancang nya. Keburu beak wayahna." sambung pak kyai Abdullah.
"Muhun bah."
"Nggih pak kyai."
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." pak kyai Abdullah memberikan salam.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." Aisyah dan Kamil menjawab salam dari pak kyai Abdullah.
"Awakmu arepe ngomong apa ta karo aku mil?" tanya Aisyah.
"Titah mana?" tanya Kamil juga.
"Ana neng jero langgar, wis cuma arepe ngomong ngono tok. Takon Titah tok?"
"Nggih mbak, emange arepe ngomong apa meneh." jawab Kamil.
"Oh ya mil, iki.." Aisyah memberikan surat pada Kamil.
"Naon ieu mbak?" tanya Kamil penasaran.
"Surat untuk kamu, kamu buka dan baca ya." jawab Aisyah.
"Muhun mbak." kata Kamil.
"Ya sudah kalau begitu saya ambil air wudhu ya, assalamu'alaikum." pamit Aisyah.
"Muhun mbak, wa'alaikumussalam."
"Nah itu dia si Kamil a." kata Rivan.
"Iya van, aa teh lihat." sambung Fitra.
"Assalamu'alaikum." Fitra dan Rivan memberikan salam pada Kamil.
"Wa'alaikumussalam." Kamil menjawab salam dari Fitra dan Rivan.
"Eta naon mil?" tanya Fitra.
"Ieu a..?" tanya Kamil juga.
"Inggih mil, kuwi apa ta?" tanya Rivan penasaran.
"Teu nyaho abdi van, ieu naon nu jelas da lamun wagunna kawas ieu terus aya amplopna ngaranna ieu surat van." jawab Kamil.
"Tina saha?"
"Mbak Aisyah van.."
"Ya sudah yuk berjamaah tahajud." ajak Rivan.
"Mangga.." kata Fitra dan Kamil kompak.
"Ini bisa gue jadikan senjata untuk hubungan kalian berantakan Kamil, Titah. Gue juga akan merebut kembali dari elo." kata Fandi yang rupanya dari Aisyah dan Kamil membicarakan sesuatu Fandi sudah ada di sana untuk menguping pembicaraan mereka.
"Duh si kasep kok belum datang juga, kemana sih." kata pak kyai Abdullah yang mencari keberadaan Kamil.
"Mbak kok lama darimana?" tanya Rania.
"Lah kan tadi aku sudah bilang kalau aku ambil wudhu tadi." jawab Aisyah.
"Oh.." seru Rania.
"Tah.."
"Nggih mbak. Enten menapa?" tanya Titah.
"Tadi aku kepetuk karo uwong, uwonge titip salam kanggo awakmu." jawab Aisyah.
"Sinten mbak asmane?"
"Hafidz Kamil Syaigha."
"Santri putra baru ya mbak?" tanya Rania.
"Bukan Rania, itu nama lengkap cucunya pak kyai Abdullah." jawab Aisyah.
"Maksudnya Kamil mbak?" tanya Titah.
"Ya iya ta emange sopo meneh. Calon bojomu tah." jawab Aisyah lagi.
"Oh ya.." seru Titah.
"Ya wis ayo sholat."
----
"Elo ngapa di mari sep, bukannya ikut den kasep Fitra dan mas Rivan gih sana ke masjid malah elo di mari?" tanya bi Ella.
"Bikinin kopi ya, nanti abis ngopi baru ke masjid." jawab Asep.
"Ogah.. Ke masjid dulu gih sana jangan di tunda gue mah udah tadi sebelum ke mari buat siapin makan sahur keluarga pak kyai Abdullah dan semua penghuni di pondok pesantren darussalam ini."
"Iya iya dah.. Tapi.."
"Iya nanti gue bikinin kalo elo udah pulang dari masjid. Udah gih sana kerjaan gue banyak nih."
"Oke dah.."
"Assalamu'alaikum." Asep memberikan salam pada bi Ella.
"Wa'alaikumussalam." bi Ella menjawab salam dari Asep.
"Assalamu'alaikum." bu ustazah Prameswari dan umi Fatimah memberikan salam pada bi Ella.
"Wa'alaikumussalam." bi Ella menjawab salam dari bu ustazah Prameswari dan umi Fatimah.
----
"Saatnya beraksi, eh tapi kok ada Fitra dan Riko di sana. Terpaksa harus menunggu di sini." kata Fandi.
"A jadi bagaimana sudah ada rencana belum untuk hari ini?" tanya Fitra.
"Sudah dong.. Nanti setelah kita makan sahur kita bicarakan lagi ya rencana untuk besok, oh ya yang hari ini ikut berkeliling membangunkan sahur itu siapa saja Fitra?" tanya Riko juga.
"Daftarnya ada di pos a.." jawab Fitra.
"Oh ya sudah ayo kita kesana.." ajak Riko.
"Ayo a.." sambung Fitra.
"Itu dia mereka saatnya beraksi."
"Hai Titah.." sapa Fandi.
"Eh bro salam bukan Hai." kata Rivan.
"Ngapain kamu di sini?" tanya Kamil.
"Mau ngapain kek terserah gue dong dan ini nggak ada sangkut pautnya dengan elu, jadi hus.. Hus.. Hus.. Minggir sana urusan gue sama Titah, ya nggak ayank." jawab Fandi.
"Kok saya, maaf ya saya nggak ada urusan sama sampean. Awas ah minggir ngalangin jalan saja." tolak Titah.
"Kamu nggak tau kan tah kalau Kamil dan Aisyah ada hubungan di belakang kamu." hasut Fandi.
"Jangan sembarangan kamu kalau berbicara."
"Siapa yang sembarangan berbicara, itu fakta kali.. Kamu tau nggak kalau Aisyah itu tadi memberikan surat pada Kamil."
"Surat?"
"Iya surat, bagus Titah kamu termakan hasutan ku." kata Fandi di dalam hati.
"Oh itu kalau itu mah saya tau, oh ya aku minta tolong ya sama kamu jangan pernah mencoba kamu menghasut saya, saya tidak bisa kamu hasut dan tolong jangan fitnah calon suamiku. Ayo mil kita pergi dari sini." ajak Titah.
"Iya sayang, eh tunggu sebentar.."