Chapter 3: Bab 3
"Para kontestan ujian, sebentar lagi kita akan sampai di Gordeau Desert. Saya harap Anda-Anda sekalian bersiap karena sekali Anda menginjakkan kaki di sana, kalian tidak akan diizinkan untuk berhenti." Di lobi yang ada di dalam Airship, Pemeriksa Ujian mengumumkan kepada para kontestan Hunter untuk bersiap menghadapi ujian.
Di barisan para peserta Hunter itu, sosok Ives dan Biscuit terlihat.
Setelah mencoba memindai ingatannya, Ives tidak menemukan gambar familiar tentang Pemeriksa Ujian ini. Ini adalah ujian ke-246, dan masih tahun 1958, sebagian dari karakter yang dia kenal masih belum lahir, wajar jika ada banyak sosok asing.
"Kita akan segera mendarat, perhatikan langkah kaki dan tolong ikuti instruksi dari Pemeriksa Ujian yang ditunjuk."
Turun dari Airship, sejauh mata memandang adalah hamparan gurun yang tandus. Ives tidak tahu ujian seperti apa yang akan diadakan di sini, tapi samar-samar dia sudah bisa menebaknya.
"Selamat datang di Tahap Pertama Ujian Hunter. Nama saya Ragnar, tolong ikuti langkah saya." Setelah menyambut kedatangan para peserta ujian, Pemeriksa Ujian itu memperkenalkan dirinya secara singkat lalu memberikan sebuah instruksi sederhana.
Melihat Pemeriksa Ujian itu mulai berlari, beberapa peserta yang hadir menjadi bingung. Ketika mereka melihat banyak peserta lain berlari mengikuti Pemeriksa itu, semuanya langsung mengikuti.
Benar, ujian ini tidak lain dan tidak bukan adalah ujian lari. Ives menebak bahwa ujian lari ini wajib ada, baik di tahun ini dan tahun-tahun kedepannya.
"Seperti yang kuduga." Ives mendesah.
"Hmm? Jadi kamu sudah tahu ini?" Biscuit jogging di dekat Ives sambil bertanya.
"Lebih atau kurangnya." Angguk Ives. "Ini akan menjadi lari yang sangat panjang. Tapi kita beruntung ujian ini diadakan di malam hari. Dibandingkan dengan siang hari yang menyengat, aku lebih memilih diterpa oleh angin malam yang dingin."
"Seberapa panjang?"
"Setidaknya beberapa puluh kilometer, tergantung tujuan kita."
"Berlari beberapa jam tidak akan menjadi masalah. Aku yakin dengan staminaku." Biscuit tersenyum cerah. Dia sudah berlatih sangat keras, lari marathon tidak membuatnya khawatir.
Satu jam berlalu dengan cepat dan sudah ada beberapa peserta yang roboh dalam perjalanan. Dari berbagai peserta yang masih bertahan, beberapa ada yang berlari sambil menahan rasa menggigil, ada yang berkeringat deras, dan ada juga yang terlihat tidak terpengaruh sama sekali.
Sepanjang jalan mereka terus mengikuti Pemeriksa Ujian yang berlari di depan. Awalnya Pemeriksa Ujian itu hanya jogging pelan, tapi lama kelamaan kecepatannya semakin bertambah.
Dalam satu jam pertama ini baik Ives dan Biscuit mampu bertahan dengan mudah.
Tiga jam sekali lagi berlalui, layaknya monster, Pemeriksa Ujian itu masih berlari tanpa hambatan. Ives sudah mulai berkeringat, Biscuit-pun sama.
"Seharusnya tidak lama lagi kita akan sampai." Jika perkiraannya benar, seharusnya mereka akan segera sampai di Ujian Tahap Kedua.
"Aku harap kamu benar. Tubuhku sudah mulai berkeringat dan lengket, egh!" Biscuit menyeka keringatnya sambil terus belari.
Enam jam kemudian, Ives menyadari bahwa perkiraannya benar-benar salah. Tubuhnya telah dibasahi oleh keringat, bahkan pakaiannya seperti telah dicelupkan kedalam air. Paru-parunya terasa sakit, dan dia hampir tidak bisa bernapas. Jika jogging saja dia tidak akan seperti ini, tapi Pemeriksa itu begitu brutal, lari sprint selama beberapa jam? Bahkan monster seperti Biscuit saja ikut terengah-engah!
"Kita akan melewati terowongan bawah laut." Pemeriksa Ujian yang diam selama beberapa jam perjalanan itu akhirnya berbicara sambil mengusap keringatnya. Tunggu, apakah dia juga merasa kelelahan?
"Grr! Kapan kita akan sampai?" Biscuit terus berlari kencang sambil menggertakkan giginya. Sudah tujuh jam, tujuh jam semenjak dia dan peserta ujian yang lainnya mulai berlari! Dari ratusan peserta yang ikut, kini yang tersisa hanya dua digit saja!
Tiga puluh menit lagi berlalu. Tidak seperti satu jam pertama, tiga puluh menit ini terasa seperti beberapa jam! Para peserta yang awalnya unggul dan santai kini terlihat seperti Biscuit, menggertakkan gigi sambil memegangi dada mereka yang mulai sakit.
Beberapa puluh meter di depan mereka, sebuah gerbang besar setinggi sepuluh meter terlihat. Gerbang itu mengarah ke bawah, pasti itu adalah terowongan bawah laut yang dimaksud oleh Ragnar.
Setelah turun, Ives, Biscuit, dan peserta lainnya disambut dengan pemandangan bawah laut yang luar biasa indah. Untuk sesaat, rasa lelah dan letih mereka seakan-akan menghilang, digantikan oleh rasa takjub oleh pemandangan itu.
Atap terowongan bawah laut itu terbuat dari kaca tebal, dan sepanjang jalan disinari oleh lampu-lampu terang. Walaupun hari masih malam, mereka tetap bisa menyaksikan ikan-ikan laut yang berenang disekitarnya.
Ives ikut takjub, bahkan menemukan beberapa ikan yang terlihat sangat alien baginya. Pasalnya, beberapa dari ikan itu memiliki ukuran yang begitu besar!
"Fuck! Dadagu terasa sakit lagi!" Salah satu peserta ujian berteriak kesakitan.
"Sialan, berapa lama lagi kita harus berlari?!" Peserta lain ikut menyauti.
Semuanya jelas merasa frustasi dan kelelahan. Sepanjang hidup mereka, mungkin inilah lari terekstrim yang pernah mereka lakukan.
"Kita telah berlari selama hampir sembilan jam, sialan!"
Ketika yang lain mengeluh, Ives tetap diam dan fokus kedepan. Dia juga kelelahan dan marah, tapi berteriak menggunakan paru-parunya tidak akan menghilangkan rasa lelahnya, justru membuatnya semakin kehilangan napas.
-----
read chapter 26 on;
patréon.com/mizuki77