Mysterious App (Indonesia)

Chapter 7: Mempermainkan Hana



"Kau memiliki nama yang bagus tapi tidak dengan sifat

mu, Ryu." Hana tersenyum masam.

 

"Ryu? Sejak kapan kau memanggilku dengan sangat

akrab."

 

"Entahlah." Hana terkekeh.

 

"Ryu memilik arti naga yang melambangkan kebijaksanaan,

pengetahuan dan kekuatan. Tapi tidak satupun ku temukan dalam dirimu."

 

"Itu ada." Ryu menarik pinggang gadis itu dengan

mesra dan berbisik di telinga Hana dengan lembut.

 

"Aku melambangkan kekuatan, Dominasi!"

 

Wajah Hana memerah, dia memang tidak dapat menyangkal hal

tersebut.

 

"Kau hanya seorang bajingan." Gumam Hana,

memaksakan untuk menolak perkataan Ryu.

 

"Hyaa! Apa yang kau lakukan!!" Hana berteriak

ketika Ryu membuat tubuhnya tengkurap. Sementara itu Ryu menarik hotpants milik

Hana dan celana dalam nya. Pantatnya berada jelas di atas pangkuannya.

 

"Tunggu Ryu, kenapa tiba-tiba!?" Hana sedikit

berbalik untuk melihat Ryu.

 

"Yah, aku hanya tidak sabar untuk mencoba sesuatu yang

baru."

 

"Yang baru!? Ahh!"

 

Tamparan mendarat di pantat lembut gadis itu. Posisi nya

saat ini seperti anak kecil yang sedang di hukum oleh ibu nya.

 

Ryu membuka tas milik nya yang ada di atas meja kaca. Dia

mengeluarkan sesuatu. Sebuah suntikan yang memiliki cairan di dalamnya.

 

"Tunggu, apa itu!?" Hana mengerutkan kening dengan

takut.

 

"Ini Enema."

 

Balasan singkat dari Ryu berhasil membuat Hana tertegun.

 

"Tunggu! Aku belum siap–!"

 

Tapi Ryu memasukan ujung suntikan itu ke dalam lubang anus

milik Hana.

 

"Higuu ..." Hana menahan nafas saat cairan asing

memasuki dubur nya.

 

Setelah semua cairan berhasil di masukan Ryu menarik kembali

ujung suntikan itu, dia mengambil kembali mainan seks dildo berbentuk oval

dengan penutup di ujung.

 

"Ah, ah, Ryu, itu sakit." Hana mengtupkan gigi

dengan keras, Vaginanya berkedut berkali-kali saat Ryu memaksakan dildo itu

untuk masuk ke dubur milik Hana.

 

"Nah, akhirnya itu masuk." Ryu kembali menaikan

celana dalam dan hotpants milik Hana. Membuat Hana kembali duduk di

pangkuannya, gadis itu sudah seperti tidak sadar ketika ada benda asing di

dalam dubur nya.

 

Hanya selang beberapa menit, Hana menggengan perut nya

dengan perasaan mulas.

 

"Ah, aku butuh kamar mandi!!" Teriak Hana

frustasi. Namun saat dia hendak beranjak dari pangkuan Ryu. Ryu menahan

pinggang ramping gadis itu.

 

"Ah Ryu, tolong lepaskan aku. Aku benar-benar perlu ke

kamar mandi." Hana berbicara dengan wajah putus asa, matanya sudah

berkaca-kaca.

 

Tapi Ryu malah mencium liar Hana. Hana menerima ciuman Ryu

dan membalas nya dengan berpikir bahwa itu akan membuat nya terlepas dari

kekangan Ryu.

 

Hana sudah berkeringat dingin saat menahan mulas di perut

nya, dia sudah tidak bisa menahan lebih lama lagi. Ryu meremas payudara Hana di

balik kaos yang di pakai gadis itu, membuat erangan teredam. Tubuhnya mulai

memanas karen rangsangan yang di berikan Ryu, tapi kepalanya mengeluarkan

keringat dingin karena menahan perasaan ingin Bab.

 

"Ah Ryu, kumohon biarkan aku pergi ke kamar

mandi." Gadis itu kembali memohon dengan frustasi, berusaha menyingkirkan

tangan Ryu yang melingkar di pinggangnya. Sementara Ryu memperhatikan Hana

dengan puas saat melihatnya kesulitan.

 

"Huhu, Ryu. Tolong lepaskan aku." Hana mulai

menangis saat dia tidak bisa menahan lagi keinginan nya untuk Bab. Ini adalah

pertama kalinya dia merengek seperti bayi, dan itu malah membuat Ryu jauh lebih

bersemangat.

 

Ryu telah melakukan banyak hal kepada gadis ini, tapi tidak

satupun rengekan memalukan seperti saat ini keluar dari mulutnya. Sisi sadis

Ryu kembali bangkit.

 

"Oke, layani aku terlebih dahulu."

 

"Hiks, Ryu. Aku akan melakukannya setelah kau

mengijinkan ku pergi ke kamar mandi! Aku akan melakukan apapun! Tapi kumohon

saat ini biarkan aku pergi ke kamar mandi ahhh ... Aku sudah tidak bisa menahan

nya Ryu!" Hana menjelaskan dengan frustasi saat perut nya keroncongan.

 

"Aku menginginkan nya sekarang."

 

Hana membuat wajah putus asa."Ayolah Ryu, jangan

seperti itu padaku."

 

"Kau ingin terus merengek atau melakukan nya sekarang?

Atau kau tidak ingin pergi ke kamar mandi?"

 

"Aku lakukan! Aku akan melakukan nya sekarang!!"

Di ancam tidak di biarkan pergi, Hana segera menjawab dengan tegas.

 

Hana mulai mencium Ryu dengan penuh gairah dan mengelus

kemaluan lelaki itu. Ryu tidak membalas, dia hanya akan menyerahkan semuanya

pada Hana saat ini.

 

Hana perlahan membuka resleting celana milik Ryu, penis Ryu

sudah ereksi seratus persen. Hana sedikit kesulitan saat membuka celana nya

karena tangan Ryu melingkari pinggangnya. Tapi dia berhasil melepaskan hotpants

dan sedikit menarik celana dalam ke sisi selangkangannya, yang membuat

Vaginanya terekspos.

 

"Nfuu ahh .. Ryuu m.."

 

Hana yang sebelumnya duduk menyamping, kini dia telah

menempatkan masing-masing siku nya di dua sisi pinggang Ryu.

 

Membuat Vaginanya tepat berada di atas penis Ryu. Semua itu

dia lakukan tanpa melepaskan ciumannya dari Ryu.

 

Dia putus asa saat merasakan sakit perut yang luar bisa

hebat.

 

Dia mengetahui karakteristik Ryu, jadi setelah ciuman itu

selesai. Hana membuka mulut nya di hadapan Ryu. Ryu selalu terangsang saat

merendahkan pasangannya. Dan Ryu menyeringai saat Hana sudah memahami hal

tersebut.

 

Ryu meludah tepat ke mulut Hana, dan Hana dengan senang hati

menelan ludah tersebut. Hana tersenyum, dia tidak peduli jika dia menunjukan

kepatuhannya saat ini. Yang dia pedulikan hanyalah merangsang Ryu agar cepat

keluar dan segera pergi ke kamar mandi.

 

Hana mulai menurunkan pinggangnya, penis Ryu masuk dengan

lancar karena vaginanya yang sudah basah. Dia menggerakkan pinggang nya seperti

seorang pelacur. Tidak akan ada orang yang percaya kalau ketua OSIS dapat

melakukan hal seperti ini.

 

"Ughhh ..." Ryu mengerang karena keahlian Hana,

dia meremas pantat Hana dan menghentakkan pinggulnya juga.

 

Hana hampir kehilangan kesadaran karena rangsangan yang

sangat nikmat dan perasaan buang air besar yang membuatnya sangat frustasi.

 

"Ahh Ryu!"

 

"Hana, sial. Kau benar-benar telah berkembang

pesat!" Ryu mengerang saat menghentakkan pinggulnya.

 

"Ah, mnnn, nfuuu Ryu, aku keluar!! Aku akan

keluar!!"

 

"Mari keluar bersama!"

 

Ryu menghentakkan hentakan terakhir itu di dalam rahim milik

Hana. Air mani hangat memenuhi rahim miliknya, Hana terkulai Lemar menyandarkan

kepalanya di pundak Ryu.

 

"A-aku sudah boleh ke kamar mandi kan?" Hana

berbicara dengan lesuh.

 

"Ku pikir akan menarik untuk membiarkan mu lebih

lama." Seringai Ryu, membuat putus asa gadis itu.

 

Gadis itu kembali menangis, merengek layaknya anak

kecil."huhu Ryu, kumohon biarkan aku pergi. Aku sudah melakukan apa yang

kau suruh."

 

"Oke oke, aku bukanlah orang yang suka melanggar

janjinya."

 

Meskipun penis Ryu masih tertanam di Vagina Hana. Gadis itu

memiliki wajah cerah, wajah seperti anak kecil yang di berikan permen.

 

"Tapi bersihkan terlebih dahulu."

 

Hana mengangguk kuat saat dia melepaskan penis Ryu dari

Vaginanya, dia kemudian berlutut di lantai dan mulai menjilati setiap air mani

dan air cinta miliknya yang menempel di penis Ryu.

 

Keringat dingin kembali mengalir dari kepalanya saat

perasaan buang air besar terus menerus bergemuruh di dalam perutnya. Seolah ada

kekacauan yang tertanam di dalam perutnya.

 

Hana melakukan apa yang paling di sukai Ryu, dia menjilati

bola dan lubang dubur lelaki itu tanpa perasaan jijik sama sekali.

 

"Hana lihat ke sini."

 

Saat Hana memandang ke atas, di sana Ryu sedang memegang

smartphon miliknya.

 

"Ahh!!" Hana tersentak kaget saat melihatnya.

 

"Lanjutkan, apa kau tidak ingin pergi ke kamar mandi?

Tenang saja, video ini akan aman bersama ku. Dan jangan tutupi wajah mu.

 

Dengan enggan, Hana kembali menjilati lubang dubur milik Ryu

dan menurunkan tangannya yang sempat menghalangi wajahnya.

 

"Fiuhh, itu sudah bersih. Bolehkah aku pergi ke kamar

mandi sekarang?"

 

"Ya, dan bawa smartphone ini. Kau harus merekam

semuanya." Ujar Ryu dengan seringai.

 

"Tungg–."

 

Ryu menekan bibir Hana dengan ujung jarinya.

 

"Lakukan atau kau tidak di perbolehkan pergi ke kamar

mandi."

 

Hana merebut Smartphone itu dengan kasar, wajahnya menatap

tajam Ryu dengan berkaca-kaca. Dia kemudian pergi ke kamar mandi bersama video

yang masih merekam.

 

"Jangan lupa bagian wajah mu harus terambil!" Ryu

sedikit berteriak.

 

"Bajingan!" Hana hanya menggeram kesal saat

berjalan masuk menutup pintu kamar mandi.

 

Dia menyimpan smartphone yang masih merekam itu di kenop

pintu agar mendapatkan angle yang lebih baik.

 

"Kuhh..."


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.