Chapter 8: Mempermainkan Hana 2
Di sisi lain, Ryu sedang menikmati cemilan nya dengan kaki
menyilang dan menonton siaran televisi.
Dia juga sudah kembali memasukan penisnya dan membenarkan
kembali celananya.
Tak selang lama, suara siraman toilet bergema. Dan pintu
toilet terbuka dan Hana keluar dari sana. Alis nya berkerut saat menatap Ryu
dengan wajah yang memerah.
"Kau benar-benar sampah!" Hana melempar smartphone
milik Ryu, Ryu untung saja dengan sigap mengambilnya. Jika tidak entah itu akan
rusak jika jatuh ke lantai.
"Bagaiman jika smartphone ku rusak!?" Keluh Ryu.
"Itu menguntungkan ku karena semua video yang kau rekam
akan hilang." Hana memutar matanya malas dan duduk di sofa tinggal.
"Kau bisa saja menghapus semua video itu saat ada
kesempatan?" Ejek Ryu.
Hana mengalihkan pandangannya sementara tangannya masih
menyilang.
"Aku tidak akan tau apakah kau sudah menyimpan nya di
tempat lain."
"Okok, terserah. Kemari, Kenapa duduk di sana."
Hana menatap Ryu sekilas, dia tidak menjawab Ryu. Tapi
berjalan ke arah Ryu dan duduk di pangkuannya lagi.
Ryu membuka smartphone nya dan melihat apakah video
sebelumnya telah di ambil dengan baik.
"Wow, itu angle yang cukup bagus di sana."
Hana tidak melihat bagaimana dia tidak merasa malu saat
aktivitas bab nya di lihat oleh orang lain.
"Ayolah, mari kita lihat bersama, kau juga penasaran
bagaimana ekspresi mu saat mengeluarkan kotoran nya kan?"
Hana menggeram, tapi mengikuti apa yang di katakan Ryu dan
menonton video itu bersamanya.
Pertama dalam video itu, Hana melepas dengan tergesa-gesa
celana dalam miliknya. Dia mencabut dildo itu perlahan.
"Oh, apa itu sakit?"
"Apa kau harus bertanya tentang itu!?" Hana
seorang masokis, tapi entah kenapa dia tidak berani jika melakukannya pada
dirinya sendiri. Video itu terus berlanjut sampai Hana mulai duduk di toilet.
"Yah, itu mengecewakan karena kau duduk. Seharusnya aku
menyuruh mu untuk berjongkok agar itu dapat terlihat jelas."
Hana melihat dengan gembira saat aktivitas bab nya tidak
terlalu terlihat.
"Wow, sepertinya kau sangat menikmati nya kan. Bab
sambil di video."
"Hah!? Tidak mungkin!"
Hana yang berada di video tersenyum lega dengan mata yang
hampir memutih.
"Wajahmu benar-benar lucu."
Hana menundukkan wajahnya karena malu, itu sudah sangat
merah. Saat ini, Hana masih hanya menggunakan celana dalam miliknya.
"Yah lupakan tentang video nya. Mari kita lakukan
sekarang."
"Kyaaa!!"
Hana berteriak melengking saat tubuhnya di angkat, perut
Hana berada di perut Ryu sementara kepalanya tergelantung di belakang punggung
nya. Ryu menampar pantat mulus Hana dengan kuat yang membuat gadis itu
mengerang.
Ryu melempar kasar Hana ke atas ranjang.
"Bisakah kau memperlakukan sedikit lembut!?" Kesal
Hana.
"Apa kau ingin di perlakukan dengan lembut?"
Bukan nya menjawab, Ryu malah melempar balik Hana dengan
pertanyaan. Hana tidak menjawab, melainkan hanya mengalihkan pandangannya.
"S-siapa juga yang tidak ingin di perlakukan dengan
lembut."
"Pelacur yang ada di depan ku." Seringai Ryu di
depan wajah Hana.
Hana menggeram namun Ryu segera mencium nya dengan liar, dia
menarik celana dalam milik Hana yang membuat Vagina Hana terekspos kembali. Ryu
menarik kaos milik Hana ciuman mereka terhenti untuk sesaat. Tapi kembali
melanjutkan ciumannya saat dia telah melepaskan kaos milik Hana. Dia juga
melepaskan pengait bra yang menutupi payudara Hana.
Hana melingkarkan tangannya di leher Ryu, menjambak lembut
rambut pemuda itu.
Mungkin pada awalanya itu adalah seks seperti sepasang
kekasih, tapi lama kelamaan akan menjadi lebih intens dan menyimpang.
Remasan di payudara Hana juga kian menjadi lebih kuat dan
kuat. Gadis itu mengerang nikmat saat rasa sakit kembali dia rasakan.
Sesekali Hana menelan air liur yang di kirimkan Ryu karena
posisi nya di bawah, tapi dia tidak keberatan sama sekali.
Ryu melepaskan ciumannya. Terlihat sosok Hana yang bernafas
berat karena ciuman yang intens.
"Menungging."
Hana melakukan apa yang Ryu suruh dan mengangkat pantat nya
sementara kepalanya masih bersandar di atas ranjang yang empuk.
Ryu segera membuka seluruh pakaian dan celananya, membuatnya
telanjang bulat. Dia memegang penis nya yang telah bersemangat tepat di depan
lubang dubur milik Hana.
"Kau siap Hana?"
Hana tidak membalas, hanya mengangguk kecil sebagai jawaban.
Saat ujung penis itu menyentuh liang dubur nya, punggung nya merinding.
Membayangkan sesuatu yang besar akan memasuki lubang nya.
Dia meremas sprei dari ranjang.
"Kuhh, itu terlalu ketat sial."
Ryu mengambil pelumas dan mengolesi dan memasukan nya ke
dalam lubang dubur dengan jarinya.
"Sial, jariku saja sudah seperti di hisap."
Hana tidak tahan dengan gerutuan Ryu, dia memiliki senyum
provokasi di mulutnya dan sedikit berbalik untuk menatap Ryu.."Apa
sekarang kau takut untuk melakukannya?"
"Hoh, tentu saja aku akan melakukannya. Hanya saja
jangan menangis." Ryu menerima provokasi dari Hana dengan senang hati.
Ryu kembali menempatkan ujung penis nya di dubur milik Hana.
Mata Hana melebar selebar mungkin saat kepala kemaluan milik
Ryu memasuki liang dubur nya. Tangannya meremas erat sprei sampai sampai robek.
Dia juga mengigit bantal nya. Tapi tidak dapat di pungkiri kalau dia sedang
tersenyum.
Seperti kata Ryu, air mata Hana mengalir begitu saja.
"Wow, itu sangat ketat."
Ryu juga merasakan perasaan di remas melebihi Vagina milik
Hana. Ryu secara perlahan mendorong, sementara Hana yang telah merobek sprei,
meraup atas tempat tidur dengan sekuat tenaga. Dia mengigit bantal dengan kuat
sembari menahan nafas karena rasa sakit yang luar biasa tengah dia rasakan.
"Lihat itu, siapa yang bersemangat." Ryu mengelus
lembut Vagina milik Hana yang memiliki jus cinta yang meluap.
Ryu manampar pantat Hana dengan sangat kuat yang membuat
tubuh gadis itu mengejang. Jus cinta menyemprot kuat habis tamparan tersebut.
Hanya tersisa setengah sebelum Penis Ryu terkubur sepenuhnya
di dalam liang dubur milik Hana.
Ryu memiliki ide, tapi mungkin ini juga akan sedikit
menyakiti nya. Dia menarik kembali penis nya hingga hanya kepala penis nya saja
yang tertanam di dalam nya. Karena gesekan itu membuat mata Hana hampir memutih
sepenuhnya. Itu hanya murni rasa sakit dan panas karena gesekan, tapi bagi
Hana. Itu adalah kenikmatan yang luar biasa.
"Arhhh–!!"
Teriakan lolos dari mulut Hana saat Ryu mengentak penis nya
dalam satu hentakan, itu sekarang terkubur sepenuh nya di liang dubur Hana. Dia
bisa merasakan dubur Hana yang sedikit mengendur.
"Oi Hana."
Tidak ada jawaban, Hana bahkan tidak bergerak sedikit pun.
"Oh sial, dia pingsan."
Karena hentakan itu membuat nya pingsan, maka dia
membutuhkan hentakan lain untuk membangunkannya. Ryu kembali menarik dan
menghentakkan kembali penis nya dengan kasar.
"Higuuuuu!!!??"
Hana kembali bangun dengan tubuh yang melengking. Tangannya
tidak cukup kuat untuk menyangga tubuhnya dan kepala nya kembali berada di atas
ranjang tanpa tenaga.
"Ahh, mmnnn Ryuu. Jangan bergerak dulu!"
Dia tidak memperdulikan Hana, Ryu mulai menggoyangkan
pinggulnya dan menarik rambut Hana dengan kasar, itu membuat Hana mau tak mau
harus menggunakan tangannya untuk tetap berada di posisi doggy style.
"Mhhh Ryuu ..."
Kepalanya sedikit menengadah karena tarikan di rambutnya.
Hana mengerang putus asa karena rasa sakit yang ada di duburnya, namun cairan
cinta terus meluap di Vagina miliknya. Gadis itu juga tersenyum yang tak cocok
dengan situasi nya saat ini.
"Kau menyukainya lacur sialan!?" Ryu menampar
pantat Hana dengan tangan nya yang menganggur.
"Ahh ya ... Ahh, Mnnn ..."
"Ucapkan dengan keras!!"
"Ahhh aku menyukai nya!! Aku sangat menyukai nya saat
penis mu menusuk anus milik ku!!" Hana berteriak dengan penuh semangat.
"Ya, itu cocok sekali dengan mu!"
Padahal bekas tamparan di pantat Hana kemarin masih ada,
namun itu menjadi lebih merah saat ini karena tamparan Ryu yang sangat kuat.
Dia menarik rambut Hana dengan kuat yang mau tidak mau
membuat gadis itu menengadah ke atas melengkungkan tubuhnya.
Ryu mencium dengan kasar mulut gadis itu dari belakang, yang
dengan senang hati Hana menerimanya. Mereka saling mengaitkan lidah sementara
hentakan penis Ryu tidak ada hentinya.
Tangan Hana yang lemas sudah gemetar menahan beban dirinya.
Ryu mengangkat gadis itu dan melingkarkan tangannya di
lehernya. Hana yang melengking ke atas, berusaha menyingkirkan lengan tebal
milik Ryu yang menekan lehernya.
Cairan cinta meluap lebih banyak saat Ryu mencekik gadis itu
dari belakang, mata Hana sudah hampir memutih sepenuh nya saat dia mati-matian
menyingkir tangan Ryu yang melingkari lehernya dari belakang dengan kuat.
Nafasnya semakin sesak saat tekanan di lehernya semakin kuat.
Ryu meraba vagina milik Hana dengan tangannya yang lain.
"Kau benar-benar bersemangat." Cairan nya meluap
sungguh deras, Hana telah orgasme berkali-kali hanya karena lubang dubur nya di
langgar dan lehernya yang tercekik.
"Kukk khkk R-Ryuu ... "
Ryu melepaskan tangan yang melingkari leher Hana, dan
membuat gadis itu dapat kembali menghirup oksigen. Namun ciuman datang membuat
nafasnya sedikit terhambat kembali. Hana mengangkat kedua tangannya dan
menyimpan nya di belakang bahu Ryu.
Ryu menahan tubuh Hana dengan meremas payudara nya agar
gadis itu tidak tersungkur ke depan. Ciuman itu masih terjalin dengan sangat
intens. Ryu menampar sesekali payudara Hana yang membuat gadis itu mengerang
keras di selah ciuman mereka.
Mereka melakukannya seperti binatang selama berjam-jam,
tidak selam kemarin yang merek lakukan sampai subuh. Hari ini hanya sampai
tengah malam. Hana juga sudah terlihat sangat kelelahan.
Mereka istirahat untuk sementara, lalu membasuh tubuh
masing-masing di kamar mandi untuk membersihkan seluruh keringat yang menempel
di tubuh mereka.
Seolah seks intens sebelumnya tidak pernah terjadi, Ryu
memeluk lembut Hana di pelukannya yang di terima Hana dengan senang hati.
Mereka tertidur pulas dengan posisi berpelukan.